Rumah
sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat [WHO].
Rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial
[Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit].
Apa
yang ada dibenak anda jika mendengar kata “rumah sakit?” Apakah sesuai dengan
gambaran dua defenisi ”rumah sakit” di atas? kalau saya langsung membayangkan
repotnya mengurus sana-sini dan ruang perawatan yang jorok lagi kumuh. Mungkin
karena trauma pernah dirawat di rumah sakit dan kedua hal inilah yang saya
alami. Tapi itu dulu, kebanyakan rumah sakit sekarang ini sudah bersih dan
melayani pasien dengan baik, walaupun pelayanan (masih) berbanding lurus dengan
kocek yang keluar.
Belum
lagi permasalahan mendasar pelayanan paripurna rumah sakit terpenuhi, sekarang
muncul istilah green hospital, rumah sakit berwawasan lingkungan. Istilah yang
terdengar keren dan melangit, bukan? Bayangan saya tentang ”rumah sakit”
berubah setelah ditambah embel-embel ”hijau”. Warna putih yang terkesan kaku yang
selama ini melekat pada rumah sakit berangsur berubah menjadi hijau cerah yang
ramah terhadap mata. Mari kita nafikan sejenak tentang konsep rumah sakit yang
lama, yang sering malah menambah sakit yang lebih parah, untuk kemudian
membayangkan konsep green hospital ini. Sepertinya menjanjikan sesuatu yang
berbeda, tentu saja untuk kemajuan peradaban kita dan bumi yang kita pijak.
Secara
umum, konsep green hospital diadopsi dari konsep bangunan hijau, yaitu bangunan
dimana dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, serta dalam
pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan berdasarkan kaidah
pembangunan berkelanjutan. Pada prinsipnya bertujuan mengurangi penggunaan
sumber daya alam, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kualitas udara
ruangan menjadi lebih sehat. Keberadaan rumah sakit dalam satu kesatuan
ekosistem ditengah isu dampak perubahan iklim dan pemanasan global serta degradasi
lingkungan ikut bertanggung jawab atas keberlanjutan kualitas lingkungan dan
pemanfaatan sumber daya alam.
Sumber
daya rumah sakit berbasis alam dan lingkungan hidup seperti air bersih, energi,
kertas dan material lainnya yang merupakan kebutuhan harian pengoperasian rumah
sakit penggunaannya perlu dilandasi oleh prinsip efisiensi ekologi, sementara
produk samping rumah sakit seperti limbah cair, padat dan gas perlu diolah
sehingga targetnya tidak saja untuk memenuhi baku mutu limbah, juga untuk
memenuhi kaidah reduce, reuse, recycle dan recovery.
Model rumah sakit perlu dikelola secara baik dengan selalu mempertimbangkan
aspek kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial sehingga prinsip pemenuhan konsep
pembangunan berkelanjutan dalam bidang kesehatan akan terpenuhi, dan rumah
sakit dapat ikut berperan aktif dalam meminimalisir dampak perubahan iklim
serta mengurangi jejak karbon yang dihasilkannya, sebagaimana kebijakan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Healthy Hospitals, healthy planet,
healthy people (Addressing Climate Change in Health Care Settings).
Dari
konsep dan tujuan green hospital tersebut, ada 9 langkah teknis sederhana namun
strategis yang bisa dilakukan.
1.
Hemat Listrik
Mengefisienkan
penggunaan energi listrik sehari-hari dan menggunakan energi hijau yang bersih
dan berkelanjutan. Memadamkan lampu dan alat listrik yang tidak digunakan adalah
hal sederhana yang bisa dilakukan. Sumber energi berkelanjutan yang dapat
digunakan di rumah sakit seperti listrik tenaga matahari dan tenaga angin.
2.
Hemat Air
Mengefisienkan
dan mengurangi penggunaan air yang tidak perlu dalam penggunaannya sehari-hari,
bahkan perlu dipikirkan juga mengenai pemanfaatan air hujan. Perlu juga membuat
sumur resapan air di sekitar rumah untuk menjaga ketersediaan air dalam tanah.
3.
Mengurangi penggunaan kertas
Penggunaan
kertas dapat dikurangi dengan cara memperkecil ukuran kertas atau menggantikannya
secara elektronik atau online. Bisa pula dengan menggunakan kertas dari bahan
daur ulang. Urusan birokrasi di rumah sakit yang banyak menggunakan kertas sudah
saatnya dipangkas (paperless report).
4.
Pengelolaan Limbah
Seluruh
bangunan pasti menghasilkan limbah, apalagi rumah sakit. Untuk itu perlu
pengolahan limbah yang arif bagi lingkungan. Limbah berbahaya harus diolah
dengan standar yang sesuai syarat yang ada. Pengelolaan limbah mengacu pada
prinsip-prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan.
5.
Pengelolaan Sampah
Pemisahan
sampah yang baik dan benar yakni memisahkan sampah organik dan non organik,
sudah jamak diterapkan pada fasilitas umum apalagi di rumah sakit. Yang jadi
masalah terbesar adalah perilaku segelintir orang yang kurang sadar membuang
sampah di tempatnya. Sampah organik bisa dibuat sebagai kompos.
6.
Penggunaan produk ramah lingkungan
Bahan
rumah sakit seperti plastik dan sterofoam yang sulit terurai agar tidak
digunakan lagi. Penggunaannya diganti saja dengan bahan lain yang mudah terurai
atau menggunakan alat yang bisa dipakai ulang.
7.
Menanam pohon
Icon program go green adalah menanam pohon. Tak
terkecuali di rumah sakit, lahan kosong dapat dimanfaatkan menjadi lahan
terbuka hijau. Sebenarnya inilah hal paling sederhana yang dapat segera
dilakukan. Pepohonan dan tanaman hijau akan meningkatkan kualitas udara menjadi
lebih sehat.
8.
Desain bangunan
Bangunan
rumah sakit perlu didesain dan dirancang dengan mengakomodasi pemanfaatan
potensi alam secara efisien. Desain bangunan rumah sakit sebaiknya
mempertimbangkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang efektif. Efek lain adalah
akan menghemat penggunaan energi listrik. Contohnya adalah dengan membangun
gedung menghadap ke timur, maka cahaya alami dari matahari akan membantu
pencahayaan gedung RS dari pagi hingga siang hari.
9.
Bahan bangunan
Bahan
bangunan seperti pemilihan cat bangunan diupayakan tidak mengandung bahan
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, begitu juga dengan penggunaan material
seperti alat dan bahan dalam operasional rumah sakit.
Ruang Terbuka Hijau Rumah Sakit
Green
hospital, sangat mudah diucapkan namun bakal sangat sulit dalam penerapannya
jika tidak disertai niat dan langkah awal. Perlu dukungan dan komitmen dari
seluruh pihak untuk menyukseskan gerakan ini, termasuk pengunjung rumah sakit
dan masyarakat sekitar. Saya kemudian membayangkan kelak, saat mendengar kata
"rumah sakit" akan membayangkan bangunan dengan taman di tengahnya
disertai wewangian dari bunga yang bermekaran. Semua pengunjung tersenyum
bahagia, burung-burung pun berkicau tiada henti diatas tangkai pohon yang
rindang.
Akhhh....
Sepertinya saya terlalu lama mengkhayal. Rumah sakit yang bersih dan tertata
rapi, itu saja dulu. Kemudian rumah
sakit yang indah, aman, dan nyaman, bukan hanya melayani melayani pasien secara
paripurna, namun juga ramah terhadap pengunjungnya serta peduli pada lingkungan
sekitarnya.
Referensi :
pdpersi, rsudaya
Referensi :
pdpersi, rsudaya
kalau semua RS seperti ini penjenguk akan betah pak
ReplyDeletebakalan asik nih, cz selain betah ornag yg sakit bisa cepet sembuh
ReplyDelete